Bismillah

Bismillah
Awali aktivitas anda di blog ini dengan do'a di atas :)

Monday 9 December 2019

Cookie Notification

Tuesday 7 March 2017

Kisah Sahabat Nabi: "Abdullah Bin Jahsy - Menjemput Syahid Lewat Do'a"

Source: www.kisahmuslim.com

Abdullah bin Jahsy al Asadi adalah sepupu sekaligus saudara ipar Rasulullah SAW. Ibunya, Umaimah binti Abdul Muthalib bin Hasyim adalah bibi beliau, dan adiknya, Zainab binti Jahsy RA adalah salah seorang dari Ummahatul Mukminin. Ia termasuk sahabat yang memeluk Islam pada masa awal, yakni sebelum Nabi SAW mengajar di rumah al Arqam bin Abil Arqam (Darul Arqam). Abdullah bin Jahsy pernah hijrah ke Habasyah untuk menghindari siksaan orang-orang kafir Quraisy, tetapi tidak lama kemudian ia kembali ke Makkah, karena tidak sanggup berpisah lama dengan Nabi SAW.

Ketika perintah hijrah ke Madinah datang, Ibnu Jahsy beserta seluruh anggota keluarganya segera menyambutnya. Ia meninggalkan rumah dan segala perlengkapannya begitu saja. Abu Jahal dan Utbah bin Rabiah menyatroni rumahnya dan membuka paksa pintunya, kemudian menjarah isinya layaknya perampok. Mendengar kabar tentang ulah Abu Jahal tersebut, Ibnu Jahsy mengadukan hal tersebut kepada Nabi SAW, dan beliau bersabda:
"Apakah engkau tidak ridha, wahai Abdullah, padahal Allah akan memberikanmu rumah di surga?" "Aku ridha, ya Rasulullah!" Jawab Abdullah, hatinya menjadi tenang dan air mata haru mengalir mendapat penjelasan Nabi SAW tersebut.
Pada bulan Rajab tahun 2 hijriah, Abdullah bin Jahsy memimpin 12 orang sahabat (pada riwayat lain, 8 sahabat) yang diperintahkan Nabi SAW menuju suatu arah, dan diberi suatu surat tertutup, yang baru boleh dibuka setelah dua hari perjalanan. Setelah dua hari, ia membuka surat tersebut, dan isinya adalah perintah Nabi SAW kepada dirinya dan pasukannya untuk menuju ke Nakhlah, tempat antara Makkah dan Thaif, untuk menyelidiki pergerakan dan kafilah dagang orang Quraisy dan melaporkannya kepada Nabi SAW. Sampai di Nakhlah, mereka melihat kafilah dagang kaum kafir Quraisy sebagaimana disebutkan Nabi SAW. Ibnu Jahsy bermusyawarah dengan pasukannya tindakan apa yang harus dilakukan. Saat itu adalah akhir Bulan Rajab, bulan haram yang dilarang berperang di dalamnya. Kalau menunggu malam harinya, dimana sudah masuk Bulan Sya'ban dan diperbolehkan berperang, kafilah itu akan masuk tanah suci (tanah haram), dan haram pula berperang di tempat itu. Setelah melalui berbagai pertimbangan, ia memutuskan untuk menyerang kafilah tersebut. Satu orang Quraisy tewas dan dua orang tertawan, sisanya melarikan diri. Dengan membawa tawanan dan ghanimah, Abdullah bin Jahsy dan pasukannya pulang ke Madinah.

Sampai di Madinah, ternyata Rasulullah SAW tidak sependapat dengan keputusannya tersebut. Beliau bersabda:
“Aku tidak memerintahkan kalian untuk berperang di Bulan Suci (Bulan Haram)…!!”
Beliau menolak untuk menerima tawanan dan ghanimah yang telah dibawanya. Abdullah bin Jahsy dan pasukannya merasa sangat malu pada Nabi SAW, dunia jadi terasa sempit dan menyesakkan dada mereka. Hal inipun dimanfaatkan oleh oleh orang-orang Quraisy untuk melontarkan tuduhan dan fitnah kepada Nabi SAW, bahwa beliau menghalalkan bulan haram, membunuh dan menawan orang dan merampas harta bendanya, sehingga keadaan jadi kemelut yang rumit. Tetapi kemudian Allah SWT menurunkan wahyu, Surah Al Baqarah: 217, yang isinya membenarkan tindakan Abdullah bin Jahsy, yakni mengecualikannya karena sebelumnya kaum kafir Quraisy telah melakukan tindakan yang jauh lebih besar dosanya, yakni mengusir penduduknya (yang muslim) dari Tanah Haram Makkah.

يَسْأَلُونَكَ عَنِ الشَّهْرِ الْحَرَامِ قِتَالٍ فِيهِ ۖ قُلْ قِتَالٌ فِيهِ كَبِيرٌ ۖ وَصَدٌّ عَنْ سَبِيلِ اللَّهِ وَكُفْرٌ بِهِ وَالْمَسْجِدِ الْحَرَامِ وَإِخْرَاجُ أَهْلِهِ مِنْهُ أَكْبَرُ عِنْدَ اللَّهِ ۚ وَالْفِتْنَةُ أَكْبَرُ مِنَ الْقَتْلِ ۗ وَلَا يَزَالُونَ يُقَاتِلُونَكُمْ حَتَّىٰ يَرُدُّوكُمْ عَنْ دِينِكُمْ إِنِ اسْتَطَاعُوا ۚ وَمَنْ يَرْتَدِدْ مِنْكُمْ عَنْ دِينِهِ فَيَمُتْ وَهُوَ كَافِرٌ فَأُولَٰئِكَ حَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فِي الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ ۖ وَأُولَٰئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ ۖ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 

Terjermahan:
"Mereka bertanya kepadamu tentang berperang pada bulan Haram. Katakanlah: "Berperang dalam bulan itu adalah dosa besar; tetapi menghalangi (manusia) dari jalan Allah, kafir kepada Allah, (menghalangi masuk) Masjidilharam dan mengusir penduduknya dari sekitarnya, lebih besar (dosanya) di sisi Allah. Dan berbuat fitnah lebih besar (dosanya) daripada membunuh. Mereka tidak henti-hentinya memerangi kamu sampai mereka (dapat) mengembalikan kamu dari agamamu (kepada kekafiran), seandainya mereka sanggup. Barangsiapa yang murtad di antara kamu dari agamanya, lalu dia mati dalam kekafiran, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya." (Q.S Al-Baqarah:217)

Nabi SAW menjadi gembira dan ridha dengan tindakan Ibnu Jahsy, dan menerima tawanan dan ghanimah yang dibawanya, dan membagikannya kepada yang berhak. Itu adalah tawanan dan ghanimah pertama dalam Islam. Peristiwa tersebut merupakan babak baru yang menunjukkan bagaimana kekuatan orang-orang Islam. Sebaliknya, orang-orang kafir Quraisy mulai dirasuki ketakutan, orang-orang yang dahulu disiksa dan dimusuhinya, bahkan diusir dari tanah kelahirannya, sekarang menjadi batu perintang yang menghalangi jalur perdagangannya ke Syam. Apalagi di bulan Sya'ban itu juga, turun surah Al Baqarah ayat 190-193 yang mewajibkan orang-orang Islam untuk berperang melawan orang-orang yang memerangi dan menghalangi mereka dari jalan kebenaran. 

Dalam perang Uhud, Abdullah bin Jahsy menemui sahabatnya, Sa'ad bin Abi Waqqash dan mengajaknya berdoa bergantian dan saling mengaminkan, karena doa seperti itu akan mudah dikabulkan oleh Allah SWT. Sa'ad setuju dengan usulan sahabatnya tersebut. Merekapun menuju suatu tempat agak menjauh dari yang lain dan mulai berdoa. Sa'ad memperoleh giliran pertama, ia berdoa:
"Ya Allah, saat aku berada di tengah pertempuran esok hari, dengan limpahan Kasih SayangMu, ya Allah, hadapkanlah aku dengan musuh yang kuat dan garang, biarkanlah ia menyerangku sekuat tenaganya, dan aku akan menghadangnya sekuat tenagaku, Setelah itu, ya Allah, ijinkahlah aku memperoleh kemenangan dan membunuhnya karena-Mu, dan biarkanlah aku memperoleh ghanimah atas limpahan karunia-Mu, ya Allah!" "Amin…!" Abdullah bin Jahsy, menutup doa Sa'ad.
Kemudian ganti ia berdoa:
"Ya Allah ya Tuhanku, dalam pertempuran esok hari, hadapkanlah aku dengan musuh yang paling kuat, biarkanlah dia menyerangku dengan kemarahan membara, dan berilah aku keberanian untuk menghadangnya dengan segala kekuatan yang ada padaku. Kemudian, ya Allah, biarkanlah musuhku itu membunuhku, dan biarkanlah musuhku itu memotong hidung dan telingaku. Sehingga pada hari kiamat kelak, saat aku berdiri di hadapan-Mu untuk diadili, Engkau akan bertanya: 'Wahai Abdullah, mengapa hidung dan telingamu terpotong?' Maka aku akan menjawab: 'Hidung dan telinga saya telah terpotong karena berjuang di jalan-Mu dan jalan Rasul-Mu..' Maka Engkau akan berkata: 'Benar, semuanya terpotong karena berjuang di jalan-Ku',…. ya Allah, kabulkanlah doaku ini!!" "Amin…!" Kata Sa'ad, mengaminkan doa yang dipanjatkan Abdullah bin Jahsy, yang tampak aneh dan mengherankan.
Tetapi, itulah wujud kecintaannya kepada Allah dan kerinduannya akan alam akhirat yang kekal abadi. Esok harinya, pertempuran berlangsung sengit, dan doa keduanya dikabulkan oleh Allah. Sa'ad memperoleh kemenangan dan ghanimah yang banyak, sedang Abdullah menemui syahidnya dengan hidung dan telinga terpotong, sehingga untuk menempelkannya diikat dengan benang, tubuhnyapun luka tercincang tak karuan, seperti keadaan jasad pamannya, Hamzah bin Abdul Muthalib Ra. Melihat keadaannya tersebut, Sa'ad berkata:
"Doa Ibnu Jahsy lebih mulia daripada doaku!"

Thursday 2 March 2017

Mengapa Kulit Manusia yang Telah Hangus Terbakar di Neraka Diganti Kembali?

Source: www.ayatilmiah.wordpress.com

Diperkirakan bahwa indra perasa dan rasa sakit tergantung pada otak. Penemuan-penemuan terbaru menemukna bahwa ada reseptor rasa sakit yang terdapat di bawah kulit. Tanpa reseptor ini manusia tidak akan dapat merasakan sakit.

Ketika seorang dokter memeriksa pasiennya yang menderita luka bakar, ia akan mengukur tingkat keparahan luka bakar pasien tersebut dengan tes pinprick. Jika pasien tersebut masih merasakan sakit, tandanya luka bakar yang dideritanya tidak terlalu dalam dan reseptor rasa sakit masih tetap utuh. Namun, jika pasien tidak merasakan sakit maka itu berarti luka yang diderita cukup parah dan reseptor nyeri yang terdapat di bawah kulit telah hancur.

Al-Qur’an ternyata telah memberikan penjelasan adanya reseptor rasa sakit tersebut sejak 14 abad yang lalu melalui ayat berikut:

إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِنَا سَوْفَ نُصْلِيهِمْ نَارًا كُلَّمَا نَضِجَتْ جُلُودُهُمْ بَدَّلْنَاهُمْ جُلُودًا غَيْرَهَا لِيَذُوقُوا الْعَذَابَ ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَزِيزًا حَكِيمًا

Terjemahan:
“Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, kelak akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan azab. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (Q.S An-Nisa: 56)

Pada ayat tersebut diebutkan bahwa setiap kali kulit hangus terbakar maka akan diganti dengan kulit yang lain. Karena sesuai dengan fakta ilmiah yang telah disebutkan di atas, suatu kulit yang telah terbakar dan mengalami kerusakan reseptor nyeri maka tidak akan dapat merasakan nyeri sama sekali. Sehingga Allah menciptakan hal tersebut sebagai bentuk azab yang akan dirasakan terus-menerus oleh orang-orang kafir selama mereka berada di neraka. 

Source: www.slideshare.net

Prof. Tejatat Tejasen, Ketua Departemen Anatomi di Universitas Chiang Mai Thailand telah menghabiskan banyak waktu untuk meneliti masalah reseptor rasa sakit ini. Awalnya ia tidak percaya bahwa Al-Qur’an telah menyebutkan hal yang merupakan fakta ilmiah ini sejak 1.400 tahun silam. Karena terkesan dengan keilmiahan Al-Qur’an tersebut, maka pada Konferensi Kedokteran yang diadakan di Riyadh, Arab Saudi beliau dengan mantap mengucapkan kalimat syahadat di depan umum dan memutuskan untuk menjadi seorang Muslim. Masya Allah.

Sumber: Miracles of Al-Qur'an & As-Sunnah, Zakir Naik. Dengan beberapa perubahan redaksi)

Tuesday 28 February 2017

Bolehnya Menerima Pemberian

Source: www.si-cadel.com
Dari Umar radhiallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah memberiku suatu pemberian lalu aku berkata kepada beliau: ”Berikanlah kepada orang yang lebih fakir dariku.” Maka berliau bersabda: “Ambillah. Jika telah datang kepadamu sebagian dari harta ini sedangkan kamu bukan orang yang akan menghambur-hamburkannya dan tidak pula meminta-mintanya, maka ambillah. Selain dari itu maka janganlah kamu menuruti hawa nafsumu.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-24 Kitab Zakat)

Tercelanya Sikap Meminta-Minta Dalam Islam

Source: www.muhammadhaidir.wordpress.com
Hadits 1:
Dari Abdullah bin Umar radhiallahu’anhu berkata: “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Senantiasa ada seorang yang suka meminta-minta kepada orang lain hingga pada hari kiamat dia datang dalam keadaan wajahnya terpotong (bagian) dagingnya.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-34 Kitab Az-Zakat) 

Keterangan hadits:
Dikhususkan disebutkan bagian wajah saja, untuk menyamakan dengan hukuman badan yang dijatuhkan karena melakukan perbuatan kriminal, sebab menyiksa wajah adalah perbuatan yang paling hina.

Hadits 2:
Dari Abu Hurairah radhiallahu’anhu, ia berkata: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sungguh, seorang dari kalian yang memanggul kayu bakar dan dibawa dengan punggungnya lebih baik baginya daripada dia meminta kepada orang lain, baik orang lain itu memberinya atau menolaknya.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-34 Kitab Az-Zakat)

Monday 27 February 2017

Keutamaan Memberi Penangguhan Pembayaran Hutang

Source: www.blogkhususdoa.com

Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda: “Ada seorang pedagang yang memberi pinjaman kepada manusia sehingga jika ia melihat mereka dalam kesulitan ia berkata kepada para pembantunya: “Berilah ia tempo hingga mendapatkan kemudahan, semoga Allah memudahkan urusan kita.” Maka kemudian Allah memudahkan urusan pedagang tersebut.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-34 Kitab Jual Beli)

Haramnya Mengulur Waktu untuk Melunasi Hutang

Source: www.arlikurnia.com



Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Menunda membayar utang bagi orang kaya adalah kezaliman dan apabila seorang dari kalian utangnya dialihkan kepada orang kaya, hendaklah dia ikuti.”
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam kitab ke-38 Kitab Pengalihan Utang)

Sunday 26 February 2017

Keutamaan Ucapan Insya Allah


Source: www.elghibran.wordpress.com

Dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, ia berkata: "Sulaiman bin Dawud 'alaihissalam berkata: "Pada malam ini, aku benar-benar akan menggilir seratus orang istri, sehingga setiap wanita akan melahirkan seorang anak yang berjihad di jalan Allah." Lalu Malaikat pun berkata kepadanya: "Katakanlah Insya Allah." Namun ternyata ia tidak mengatakannya dan lupa. Kemudian ia pun menggilir pada malam itu, namun tak seorangpun dari mereka yang melahirkan, kecuali seorang wanita yang berbentuk setengah manusia. Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Sekiranya ia mengatakan "Insya Allah" niscaya ia tidak akan membatalkan sumpahnya, dan juga hajatnya akan terkabulkan."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-67 Kitab Nikah)

Larangan Bersumpah Dengan Nama Selain Allah

Source: www.republika.co.id

Dari Ibnu Umar radhiallahu 'anhu bahwa ia pernah mendapati Umar ketika di atas tunggangannya bersumpah dengan nenek moyangnya, lalu Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menyeru kepada orang-orang: "Sesungguhnya Allah melarang kalian bersumpah dengan bapak-bapak kalian, barangsiapa besumpah hendaknya ia bersumpah dengan nama Allah atau kalau tidak, lebih baik ia diam."
(Diriwayatkan oleh Bukhari dalam Kitab ke-74 Kitab Sumpah, Bab ke-4 Bab Jangan bersumpah dengan nama bapak-bapak kalian)

Saturday 25 February 2017

Ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam Berwajah Masam

Source: www.bbg-alilmu.com

عَبَسَ وَتَوَلَّىٰ (1) أَنْ جَاءَهُ الْأَعْمَىٰ (2) وَمَا يُدْرِيكَ لَعَلَّهُ يَزَّكَّىٰ (3) أَوْ يَذَّكَّرُ فَتَنْفَعَهُ الذِّكْرَىٰ (4) أَمَّا مَنِ اسْتَغْنَىٰ (5)
فَأَنْتَ لَهُ تَصَدَّىٰ (6) وَمَا عَلَيْكَ أَلَّا يَزَّكَّىٰ (7) وَأَمَّا مَنْ جَاءَكَ يَسْعَىٰ (8) وَهُوَ يَخْشَىٰ (9) فَأَنْتَ عَنْهُ تَلَهَّىٰ (10) كَلَّا إِنَّهَا تَذْكِرَةٌ (11)11)

Terjemahan:
"Dia (Muhammad) bermuka masam dan berpaling, karena telah datang seorang buta kepadanya. Tahukah kamu barangkali ia ingin membersihkan dirinya (dari dosa), atau dia (ingin) mendapatkan pengajaran, lalu pengajaran itu memberi manfaat kepadanya? Adapun orang yang merasa dirinya serba cukup, maka kamu melayaninya. Padahal tidak ada (celaan) atasmu kalau dia tidak membersihkan diri (beriman). Dan adapun orang yang datang kepadamu dengan bersegera (untuk mendapatkan pengajaran), sedang ia takut kepada (Allah), maka kamu mengabaikannya. Sekali-kali jangan (demikian)! Sesungguhnya ajaran-ajaran Tuhan itu adalah suatu peringatan, (Q.S ‘Abasa: 1-11)

At Tirmidzi dan Al Hakim meriwaytakan dari ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha bahwa ayat-ayat ini turun berkenaan dengan Abdullah ibn Ummi Maktum, seorang buta yang dating kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam seraya berkata: “Berilah aku petunjuk wahai Rasulullah.” Pada waktu itu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sedang menghadapai para pembesar musyrikin Quraisy. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam berharap mereka mau masuk Islam. Beliau berpaling dari Ibn Ummi Maktum dan tetap menghadapi para pembesar Quraisy. Ibn Ummi Maktum kembali berkata : "Apakah yang kukatakan ini mengganggumu wahai Rasul?" Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: "Tidak". Tidak lama berselang, turunlah ayat-ayat tersebut menegur sikap dan perilaku Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam (As-Suyuthi, 2002).

Pelajaran yang dapat kita ambil dari peristiwa ini adalah bahwa manfaat dan petunjuk rohani tidak dapat diukur dari kedudukan seseorang. Orang miskin,, orang buta, pincanng, atau cacat , mungkin lebihh mudah menerima ajaran Allah daripada orang yang tampak sangat berbakat tetapi sombong dan merasa diri berkecukupan. Seseungguhnya wahyu Allah diturunkan kepada semua umat manusia tanpa memedulikan kedudukan sosial mereka (Ali, 1993).

Sumber: Mengerti Asbabun Nuzul, Muhammad Chirzin, dengan beberapa perubahan redaksi)

Hadits 'Arbain ke-26: "Perbuatan Baik Adalah Sedekah"

Source: www.yusufmansur.com 
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ سُلاَمَى مِنَ النَّاسِ عَلَيْهِ صَدَقَةٌ، كُلُّ يَوْمٍ تَطْلُعُ فِيْهِ الشَّمْسُ تَعْدِلُ بَيْنَ اثْنَيْنِ صَدَقَةٌ، وَتُعِيْنُ الرَّجُلَ فِي دَابَّتِهِ فَتَحْمِلُهُ عَلَيْهَا أَوْ تَرْفَعُ لَهُ عَلَيْهَا مَتَاعَهُ صَدَقَةٌ وَالْكَلِمَةُ الطَّيِّبَةُ صَدَقَةٌ، وَبِكُلِّ خُطْوَةٍ تَمْشِيْهَا إِلَى الصَّلاَةِ صَدَقَةٌ وَ تُمِيْطُ اْلأَذَى عَنِ الطَّرِيْقِ صَدَقَةٌ
[رواه البخاري ومسلم]

Terjemahan Hadits:
"Dari Abu Hurairah radhiallahuanhu dia berkata: "Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Setiap anggota tubuh manusia wajib disedekahi, setiap hari dimana matahari terbit lalu engkau berlaku adil terhadap dua orang (yang bertikai) adalah sedekah, engkau menolong seseorang yang berkendaraan lalu engkau bantu dia untuk naik kendaraanya atau mengangkatkan barangnya adalah sedekah, ucapan yang baik adalah sedekah, setiap langkah ketika engkau berjalan menuju shalat adalah sedekah dan menghilangkan gangguan dari jalan adalah sedekah."
(Riwayat Bukhari dan Muslim)

*Catatan hadits:
1.Bersyukur kepada Allah ta’ala setiap hari atas kesehatan anggota badan.
2.Allah telah menjadikan -sebagai rasa syukur terhadap ni’mat-Nya- setiap anggota badan untuk menolong hamba-hamba Allah ta’ala, bersedekah kepada mereka dengan menggunakannya sesuai kemaslahatannya.
3.Temasuk sedekah adalah: Menahan tangan dan lisan untuk tidak menyakiti orang lain, justru seharusnya digunakan untuk menunaikan hak-hak setiap muslim.
4.Jasad harus dikeluarkan zakatnya sebagaimana harta ada zakatnya. Zakat badan adalah melakukan perbuatan baik, bersedekah dan pintu-pintunya banyak.
5.Anjuran untuk mendamaikan kedua belah fihak, tolong menolong, mengucapkan kalimat yang baik, berjalan menuju shalat dan menyingkirkan penghalang dari shalat.
6.Anjuran untuk membersihkan sarana-sarana umum.
7.Anjuran untuk melakukan keadilan, karena dengan keadilanlah ditegakkan langit dan bumi.

Privacy Policy

Privacy Policy for All About Islam

If you require any more information or have any questions about our privacy policy, please feel free to contact us by email at www.allaboutislam17.blogspot.co.id.
At www.allaboutislam17.blogspot.co.id we consider the privacy of our visitors to be extremely important. This privacy policy document describes in detail the types of personal information is collected and recorded by www.allaboutislam17.blogspot.co.id and how we use it.
Log Files
Like many other Web sites, www.allaboutislam17.blogspot.co.id makes use of log files. These files merely logs visitors to the site - usually a standard procedure for hosting companies and a part of hosting services's analytics. The information inside the log files includes internet protocol (IP) addresses, browser type, Internet Service Provider (ISP), date/time stamp, referring/exit pages, and possibly the number of clicks. This information is used to analyze trends, administer the site, track user's movement around the site, and gather demographic information. IP addresses, and other such information are not linked to any information that is personally identifiable.
Cookies and Web Beacons
www.allaboutislam17.blogspot.co.id uses cookies to store information about visitors' preferences, to record user-specific information on which pages the site visitor accesses or visits, and to personalize or customize our web page content based upon visitors' browser type or other information that the visitor sends via their browser.
DoubleClick DART Cookie
→ Google, as a third party vendor, uses cookies to serve ads on www.allaboutislam17.blogspot.co.id.
→ Google's use of the DART cookie enables it to serve ads to our site's visitors based upon their visit to www.allaboutislam17.blogspot.co.id and other sites on the Internet.
→ Users may opt out of the use of the DART cookie by visiting the Google ad and content network privacy policy at the following URL - http://www.google.com/privacy_ads.html
Our Advertising Partners
Some of our advertising partners may use cookies and web beacons on our site. Our advertising partners include .......
  • Google
While each of these advertising partners has their own Privacy Policy for their site, an updated and hyperlinked resource is maintained here: Privacy Policies.
You may consult this listing to find the privacy policy for each of the advertising partners of www.allaboutislam17.blogspot.co.id.

These third-party ad servers or ad networks use technology in their respective advertisements and links that appear on www.allaboutislam17.blogspot.co.id and which are sent directly to your browser. They automatically receive your IP address when this occurs. Other technologies (such as cookies, JavaScript, or Web Beacons) may also be used by our site's third-party ad networks to measure the effectiveness of their advertising campaigns and/or to personalize the advertising content that you see on the site.
www.allaboutislam17.blogspot.co.id has no access to or control over these cookies that are used by third-party advertisers.

Third Party Privacy Policies
You should consult the respective privacy policies of these third-party ad servers for more detailed information on their practices as well as for instructions about how to opt-out of certain practices. www.allaboutislam17.blogspot.co.id's privacy policy does not apply to, and we cannot control the activities of, such other advertisers or web sites. You may find a comprehensive listing of these privacy policies and their links here: Privacy Policy Links.
If you wish to disable cookies, you may do so through your individual browser options. More detailed information about cookie management with specific web browsers can be found at the browsers' respective websites. What Are Cookies?
Children's Information
We believe it is important to provide added protection for children online. We encourage parents and guardians to spend time online with their children to observe, participate in and/or monitor and guide their online activity. www.allaboutislam17.blogspot.co.id does not knowingly collect any personally identifiable information from children under the age of 13. If a parent or guardian believes that www.allaboutislam17.blogspot.co.id has in its database the personally-identifiable information of a child under the age of 13, please contact us immediately (using the contact in the first paragraph) and we will use our best efforts to promptly remove such information from our records.
Online Privacy Policy Only
This privacy policy applies only to our online activities and is valid for visitors to our website and regarding information shared and/or collected there. This policy does not apply to any information collected offline or via channels other than this website.
Consent
By using our website, you hereby consent to our privacy policy and agree to its terms.


Update
This Privacy Policy was last updated on: Tuesday, February 21st, 2017. Privacy Policy Online Approved Site
Should we update, amend or make any changes to our privacy policy, those changes will be posted here.